Tugu Hak Asasi Manusia di Kupang

Warga Kota Kupang berpose di Tugu Hak Asasi Manusia (Tugu HAM). Tugu ini letaknya diujung jembatan Selam Kota Kupang, foto ini dibuat antara Tahun 1946/1947, Tugu HAM ini masih berdiri kokoh hingga saat ini namun tidak semua memahami sejarah pendirian Tugu HAM ini. (Sumber Foto: https://digitalcollections.universiteitleiden.nl/imagecollection-kitlv)

Tugu tersebut di kalangan masyarakat Kota Kupang dan sekitarnya populer dengan nama Tugu Pancasila, namun Wartawan Senior Indonesia yang juga Sejarawan Timor, Bung Peter A. Rohi (Alm), dalam acara Seminar Sehari tentang “Mencari Jejak Kota Kupang” yang diselenggarakan oleh Komunitas Fotografer Kupang dan sekitarnya (Komunitas FOKU’s) pada tanggal 27 April 2012 di Aula Sasando Kantor Walikota Kupang mengungkapkan bahwa tugu yang dikenal dengan nama Tugu Pancasila itu sesungguhnya adalah Tugu Hak Asasi Manusia (HAM). Peter A. Rohi menegaskan bahwa masyarakat dan pemerintah Nusa Tenggara Timur harusnya sadar dan bangga memiliki Tugu HAM bahkan merupakan satu-satunya tugu HAM yang ada di Indonesia, Tugu HAM ini dibangun oleh Max Rihi, dkk di penghujung Tahun 1945 secara gotong royong, Max Rihi merupakan salah satu pejuang dari Timor yang selamat dalam pertempuran di Surabaya 10 November 1945 yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan, di mana dalam peristiwa itu banyak pejuang dari Timor yang gugur sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Tugu HAM ini didirikan sebelum The Universal of Human Rights diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Tahun 1946, Deklarasi HAM PBB sendiri baru disahkan di 10 Desember 1948. Sayangnya kisah sejarah ini luput dari momentum Sejarah Penegakan HAM di Indonesia, termasuk kisah perjuangan Max Rihi, dkk yang membangun Tugu HAM juga ikut tenggelam dari catatan sejarah di Kota Kupang. 

Tugu HAM Kupang, 11 Mei 2016 (Foto: Wilson M.A. Therik)

Pada tanggal 10-12-2012 bertepatan dengan Hari HAM Internasional, Peter A. Rohi bersama beberapa komunitas pemuda, mahasiswa dan aktivis di Kota Kupang menggelar acara Malam Renungan HAM di Tugu HAM Kupang. Sayangnya acara tersebut tidak berlanjut lagi pada lima tahun terakhir!

Saya (sebelah kanan) bersama Bung Peter A. Rohi (Alm) disela-sela acara Seminar Sehari Mencari Jejak Kota Kupang yang diselenggarakan oleh Komunitas Fotografer Kupang dan sekitarnya (FOKU’s) di Aula Sasando Kantor Walikota Kupang pada tanggal 27 April 2012.

Sudah sepatutnya Tugu HAM Kupang yang merupakan satu-satunya Tugu HAM di Indonesia dijadikan momentum peringatan akan pentingnya Freedoms From Fear (bebas dari rasa takut), Freedoms From Want (bebas dari kekurangan), Freedoms of worship (bebas beribadat), dan Freedoms of speech (bebas berbicara). Setidak-tiaknya pada setiap tanggal 10 Desember bertepatan dengan Hari HAM Internasional digelar acara malam renungan HAM sebagaimana yang pernah digagas oleh Peter A. Rohi dan beberapa pada tanggal 10 Desember 2012.

Penulis: Wilson M.A. Therik

Dosen dan Peneliti di Universitas Kristen Satya Wacana

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: