Kondisi Monumen dan Museum Pejuang Perintis Fotografi Jurnalistik Masa Revolusi Indonesia “TUGU PERS MENDUR” Sangat Memprihatinkan

Bertepatan dengan Hari Pers Indonesia 9 Februari 2022 saya berkesempatan berkunjung ke Monumen dan Museum Pers Mendur (Tugu Pers Mendur) di kawasan Kawangkoan Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara di sela-sela acara Dies Natalis ke-72 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang secara nasional dirayakan di Kota Manado di mana tanggal berdiri GMKI sama dengan peringatan hari Pers Indonesia yakni 9 Februari. Kedatangan di Sulawesi Utara ini merupakan kunjungan saya yang pertama.

Tampak Depan Monumen dan Museum Pers Mendur (Tugu Pers Mendur: Kiri Alex Mendur dan Kanan Frans Mendur) di Kawasan Kawangkoan Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara. Arsitektur gedungnya bercirikan rumah adat orang Minahasa. (Foto: Wilson M.A.Therik, Hari Pers, 9 Februari 2022)

Alex Mendur dan Frans Mendur

Mungkin tidak semua fotografer di Indonesia, generasi millennial dan masyarakat awam mengenal dengan baik peran dari dua kakak-adik pejuang perintis foto jurnalistik masa revolusi nasional Indonesia yakni Alex Mendur dan Frans Mendur.

Alexius Impurung Mendur (7 November 1907 – 30 Desember 1984) adalah seorang fotografer jurnalistik yang termasuk dalam kelompok yang mendirikan Indonesia Press Photo Service (IPPHOS) yang banyak menyumbangkan foto-foto terkenal selama Revolusi Nasional Indonesia bersama adik kandungnya Frans Mendur.

Bung Tomo, foto hasil karya Alex Mendur

Frans Soemarta Mendur (16 April 1913 – 24 April 1971) adalah salah satu dari para fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Bersama saudara kandungnya, Alex Mendur, mereka turut mengabadikan persitiwa bersejarah ini. Frans Mendur bersama Alex Mendur, Justus Umbas, Frans “Nyong” Umbas, Alex Mamusung dan Oscar Ganda, kemudian mendirikan IPPHOS (Indonesia Press Photo Service) pada 2 Oktober 1946.

Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno. Foto hasil karya Frans Mendur.
Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih sesaat setelah pembacaan Teks Proklamasi Kemedekaan Republik Indonesia Tanggal 17 Agustus 1945. Foto hasil karya: Frans Mendur

Tanpa karya foto dari kamera Mendur bersaudara ini mungkin kita tak pernah tahu bagaimana visual suasana prokalamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Alex Mendur dan Frans Mendur memperoleh anumerta Bintang Jasa Utama dari Pemerintah Indonesia pada Tahun 2009 atas peran mereka dalam foto jurnalistrik pada masa revolusi nasional Indonesia. Kemudian pada Tahun 2010 mereka menerima anumerta Bintang Putera Nararya.

Mungkin tidak semua fotografer mengetahui bahwa di tanah kelahiran kakak beradik Alex Mendur dan Frans Mendur ini berdiri monumen dan museum pers Mendur yang pendiriannya atas inisiatif dari Gubernur Sulawesi Utara Alm. Sinyo H. Sarundajang dan diresmikan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 11 Februari 2013.

TUGU PERS MENDUR BUTUH PERHATIAN

Sebagai fotografer dan pecinta sejarah, saya harus menelan kekecewaan yang sangat dalam karena kondisi monumen dan museum pers Mendur (Tugu Pers Mendur) sangat tidak layak disebut sebagai museum. Entah pemerintah ada di mana? itu perkataan saya di dalam hati saat pandangan pertama tertuju ke Tugu Pers Mendur ini.

Menurut penuturan Piere Mendur (cucu dari Alex dan Frans Mendur) yang kini menjaga dan merawat Tugu Pers Mendur bahwa Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono hanya menandatangani prasasti di Kota Manado, kemudian prasasti peresmian itu diangkut ke Kawangkoan dan dipajang di halaman depan museum. Sejak diresmikan hingga saat ini tidak pernah ada perhatian dari pemerintah provinsi Sulawesi Utara maupun pemerintah kabupaten Minahasa, perawatan dilakukan secara swadaya oleh keluarga Mendur, bahkan di hari Pers 9 Februari 2022, dirinya hanya diminta memajang kamera milik Alex Mendur dan Frans Mendur untuk keperluan foto dokumentasi dalam rangka hari pers yang dipusatkan di Kota Kendari-Sulawesi Tenggara, saya termasuk beruntung bisa melihat kamera milik Alex dan Frans karena biasanya kamera disimpan dipeti oleh Piere Mendur, takut hilang katanya, karena salah satu kamera pernah ditawar oleh kolektor dari Jepang dengan harga 1,5 miliar rupiah, namun tidak saya jual selain dilarang oleh keluarga dan juga kamera ini memiliki nilai historis yang tak ternilai harganya tutur Piere Mendur.

Koleksi Kamera Alex dan Frans yang dipajang secara sederhana dan tampak tidak terawat dengan latar foto Alex Mendur (sebelah kiri) dan foto Frans Mendur (sebelah kanan) mengapit dua foto bersejarah terkait Proklamasi Kemerdekan Republik Indonesia dan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih pada tanggal 17 Agustus 1945. Tampak pula kasur, tempat Piere Mendur beristirahat. (Foto: Wilson M.A. Theiik, Hari Pers, 9 Februari 2022).

Kamera 1,5 Miliar

Tentu saya tidak akan menunjukan kamera yang mana yang ditaksir seharga 1,5 miliar rupiah oleh kolektor kamera dari Jepang sebagaimana penuturan Piere Mendur. Namun satu hal yang pasti adalah kamera itulah yang menghasilkan foto heroik: Ada Kemarahan di Balik Foto Pelukan Presiden Soekarno dan Jenderal Soedirman. Kisah tentang foto ini sudah banyak diulas di berbagai media pers Indonesia.

Bung Karno Memeluk Jenderal Sudirman, foto hasil karya Frans Mendur yang kameranya ditawar Rp1,5 miliar oleh kolektor kamera dari Jepang sebagaimana dituturkan Piere Mendur, cucu dari Alex Mendur dan Frans Mendur.

Emon Wungow, aktivis GMKI Cabang Manado dan Nanda Tanod, Ketua GMKI Cabang Airmadidi yang menemani saya dalam kunjungan ke Tugu Pers Mendur juga menuturkan bahwa kondisi Tugu Pers Mendur dalam keadaan tidak terawat namun saya tidak menyangka bahwa kondisinya benar-benar tidak layak disebut sebagai museum sebagaimana foto-foto berikut ini yang bisa lebih banyak berbicara.

Bagian dalam museum, tampak foto-foto hasil karya Alex dan Frans, juga terdapat peti untuk menyimpan kamera milik Alex dan Frans serta satu mesin untuk cetak foto yang sering digunakan oleh Alex dan Frans. Semua foto yang dipajang di museum ini ada caption-nya dan tertera kredit foto IPPHOS. (Foto: Wilson M.A, Therik, Hari Pers, 9 Februari 2022)
Bagian dalam museum, tampak foto-foto hasil karya Alex dan Mendur. Semua foto yang dipajang di museum ini ada caption-nya dan tertera kredit foto IPPHOS (Foto: Wilson M.A, Therik, Hari Pers, 9 Februari 2022)
Prasasti Peresmian Monumen dan Museum Pers Mendur yang ditanda tangani oleh Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyo pada tanggal 11 Februari 2013 di Kota Manado dan ada spanduk kecil bertemakan Hari Pers Nasional 9 Februari 2022. Entah apa yang mau dibanggakan kalau monumen dan museum pejuang perintis fotografi jurnalistik masa revolusi nasional Indonesia justru dalam konsisi yang sangat memprihatinkan bahkan tidak layak disebut museum. (Foto: Wilson M.A. Therik, Hari Pers, 9 Februari 2022)

Semoga organisasi fotografi yang ada di Indoneaia seperti Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), Pewarta Foto Indonesia (PFI), Masyarakat Fotografi Indonesia (MFI), Asosiasi Program Studi Fotografi Indonesia, Asoasi Profesi Fotografi Indonesia (APFI), Indonesia Professional Photographer Association (IPPA), dan komunitas fotografi lainnya di Indonesia dapat berkolaborasi membantu perawatan nonumen dan museum pers Mendur (Tugu Pers Mendur) selain tentu mendesak agar ada perhatian yang lebih serius dari pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui UPTD Museum Negeri Sulawesi Utara dan pemerintah Kabupaten Minahasa.

Terima Kasih kepada pak Piere Mendur yang mau berbagi cerita untuk saya tentang kondisi Tugu Pers Mendur.

Saya bersama pak Piere Mendur (kanan) – Tugu Pers Mendur bertepatan hari Pers, 9 Februari 2022.
Foto: Nanda Tanod

Penulis: Wilson M.A. Therik

Dosen dan Peneliti di Universitas Kristen Satya Wacana

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: